Thursday, July 9, 2015

Cara Beternak Ulat Sutera, Penyediaan Pakan, Bibit Hingga Panen

Apa itu Ulat Sutera? Ngengat sutra atau sutera yakni ngengat yang mempunyai nilai ekonomi tinggi sebagai penghasil serat/benang sutra. Makanan ulat sutra hanyalah daun murbei. Ia berasal dari utara Tiongkok. Menurut Wikipedia,Nama ilmiah dari ulat sutera adalah: Bombyx mori


Tips Memelihara Ulat Sutera
Pada suhu rendah ulat akan lebih lambat mengokon. sinyal tanda ulat yang akan mengokon yaitu ibarat berikut: nafsu makan berkurang atau berhenti makan sekalipun; badan ulat jadi bening kekuning-kuningan (transparan); ulat condong berjalan ke tepi; dari verbal ulat keluar serat sutera. seandainya sinyal tanda tersebut telah tampak, jadi butuh diambil tindakan ibarat berikut: kumpulkan ulat dan masukkan ke didalam alat pengokonan yang sudah disediakan dengan langkah menaburkan dengan merata. alat pengokonan yang baik yaitu: rotari. seri frame, pengokonan bambu dan mukade (terbuat dari daun kelapaatau jerami yang dipuntir membentuk sikat tabung).

Ulat sutera ini membutuhkan waktu sekitar 10 hari untuk menetas dan sesudah menetas kemudian akan menjadi ulat dan membentuk kepompong mentah. Kemudian masuk ke dalam tahap menjadi kepompong mentah , disitulah kepompong mentah akan di pintal potongan benang sutera yang sekitar panjang 300 meter hingga dengan 900 meter. Serat dari pada benang sutera yagn di hasilkan ketika di pintal biasanya mempunyai diameter sekitar 10 mikrometer.

Dalam hal makan , ulat sutera ini termasuk ulat yang rakus . ulat ini makan sepanjang hari selagi stok makanan yang ada di sekitarnya masih ada. Memang ke rakusan dari pada ulat sutera ini berdampak kepada pertumbuhan dan juga perkembangan ulat yang cukup pesat dengan mengalami 4 fase ganti kulit. Saat warna kulit masih berwarna kuning , berarti mengindikaskan bahwa ulat sutera ini akan segara membungkus dirinya sendiri dan akan bermetamorfosis kepompong.

Beberapa cara mengolah benang sutera antara lain merebus terlebih dahulu ulat sutera yang memang belum masuk atau sebelum menjadi matang supaya menghasilkan benang sutera yang manis dan mempunyai kualitas terbaik. Selain itu juga merebus ulat sutera ini bertujuan sebagai membunuh ulat sutera sehingga akan memudahkan dalam menguraikan serat-serat kepompong sutera.

Langkah-langkah Memelihara Ulat Sutera

Sebelum melaksanakan pemeliharaan pada ulat sutera sebaiknya perlulah dilakukan persiapan berupa penyediaan pakan ulat sutera, ruangan untuk memelihara, peralatan untuk pemeliharaan serta pemesanan telur atau bibit ulat sutera.

Penyediaan Pakan Ulat

Daun murbei untuk ulat sutera kecil berumur pangkas 1 bulan sedangkan untuk ulat sutera remaja berumur pangkas 2 atau 3 bulan.
Tanaman murbei sanggup dipanen sesudah berumur 9 bulan sesudah penanaman.
Dalam pemeliharaan 1 box ulat sutera diperlukan sekitar 1000 hingga 1200 kg daun murbei dengan cabang atau 400 hingga 500 kg daun murbei tanpa cabang.
Jenis unggul daun murbei yang baik untuk ulat sutera yakni Morus alba, Morus cathayana, Morus multicaulis dan lainnya.

Ruangan dan Peralatan untuk Pemeliharaan Ulat Sutera
Ruangan untuk pemeliharaan ulat sutera harus mempunyai ventilasi dan jendela yang cukup
Tempat pemeliharaan ulat remaja dipisahkan dari daerah pemeliharaan ulat kecil, ulat kecil dipelihara pada daerah khusus atau unit pemeliharaan ulat kecil.

Peralatan untuk budidaya ulat sutera yang perlu disediakan antara lain kotak/rak pemeliharaan, kaporit/papsol, kapur tembok, daerah pakan/tempat daun,jaring ulat, ayakan, pisau, gunting stek, ember/baskom, kertas alas, kertas minyak atau parafin, lap tangan , kain epilog daun dan lainnya.

Ruangan dan peralatan diberi desinfeksi 2 hingga 3 hari sebelum budidaya dimulai. Apabila ulat kecil dipelihara di Upuk berlantai semen maka lakuakan pembersihan sesudah didesinfeksi.

Bibit Ulat Sutera
Jumlah bibit ulat sutera diadaptasi dengan jumlah daun yang tersedia dan kapasitas runagan serta peralatan untuk budidaya. Pemesanan bibit ulat sutera tersebut dipesan selambat-lambatnya 10 hari sebelum budidaya dimulai, sesudah bibit telah diperoleh maka lakukan penanganan telur dengan baik semoga telur menetas seragam dengan cara:


Telur disebarkan pada kotak penetasan yang telah ddisiapkan kemudian ditutup dengan kertas putih tipis, kotak penetasan tersebut diletakan pada ruangan yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari secara eksklusif dengan kelembaban 75%-85% dan suhu sekitar 25°C-28°C. Apabila pada telur sudah terlihat bintik biru maka bungkus memakai kain hitam selama 2 hari.

Pemeliharaan Ulat Sutera Kecil
Dalam melaksanakan pemeliharaan ulat kecil didahului dengan aktivitas Hakikate yaitu aktivitas penanganan ulat yang gres menetas disertai dengan pertolongan pakan pertama.

Ulat sutera yang gres menetas didesinfeksi dengan memakai bubuk adonan kaporit dan kapur dengan perbandingan 5:95, kemudian beri daun murbei muda yang telh dipotong kecil kecil, selanjutnya ulat dipindahkan ke sasag kemudian ditutup enggunkan parafin atau kertas minyak. Lakukan pertolongan pakan sebanyak 3 kali sehari yaitu pada pagi, siang dan sore hari.

Ulat sutera akan mengalami masa istirahat dan pergantian kulit pada setiap instar, apabila hal tersebut berlangsug maka lakukan pemberhentian pertolongan pakan namun taburi dengan kapur. Pada dikala masa ini berlangsung, semoga udara mengalir maka jendela atau vebtilasi runagan dibuka. pada dikala tamat instar lakukan penjarangan dan sesuaikan daya tampung daerah dengan perkembangan ulat sutera. Lakukan pembersihan daerah ulat dan pencegahan hama penyakit dengan teratur.

Pelaksanaan :
Pada instar I dan II , pembersihan dilakukan sebanyak 1 kali. Pada instar III pembersihan dilakukan sebanyak 1 atau 2 kali dan semua itu dilakukan sesudah pertolongan pakan kedua dan menjelang tidur.
Rak atau sasag ditempatkan semoga tidak melekat dengan dinding, kali rak diberi kaleng yang berisi air semoga mencagah gangguan semut.
Jika lantai ruangan tidak disemen maka taburi lantai dengan kapur secara merata semoga tidak lembab.
desinfeksi badan ulat sutera dilakukan sesudah ulat sutera berdiri yaitu sebelum pertolongan pakan pertama.

Penyaluran ulat sutera kecil dari daerah UPUK (Unit Pemeliharaan Ulat Kecil) ke UPUB (Unit Pemeliharaan Ulat Besar) dilakukan saar ulat sedang tisur pada instar III. Perlakuan pada dikala penyaluran yaitu penyaluran ulat yang akan dipindahkan dibungkus dengan menggulung kertas alasnya dan kedua sisi kertas bantalan diikat kemudian diletakkan pada posisis berdiri atar ulat tidak tertekan. Sebaiknya Penyaluran ini dilakukan pada pagi atau sore hari.

Pemeliharaan Ulat Sutera Besar
Perlakuan terhadap ulat sutera besar berbeda dengan perlakuan pada ulat sutera kecil. Ulat sutera besar memerlukan kondisi ruangan yang sejuk dengan suhu sekitar 24°C-26°C dan kelembapan 70%-75%.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pemeliharaan ulat sutera besar adalah:
  • Ulat sutera besar memerlukan ruangan atau daerah pemeliharaan yang lebih luas.
  • Daun pakan yang dipersiapkan untuk ulat sutera besar, disimpan pada daerah yang higienis dan sejuk serta ditutup dengan kain basah;
  • Daun murbei yang diberikan pada ulat sutera besar untuk pakan tidak lagi dipotong-potong utuh dengan cabang dan penempatan pakan tersebut diselang-selingi secara teratur antara potongan ujung dan pangkalnya.
  • Pemberian pakan pada ulat sutera besar (pada instar IV dan V) dilakukan 3 hingga 4 kali sehari yaitu pada pagi, siang, sore dan malam hari;
  • Pemberian pakan dikala menjelang ulat tidur dikurangi atau dilarang dan pada dikala ulat tidur ditaburi kapur secara merata;
  • Desinfeksi badan ulat dilakukan setiap pagi sebelum pertolongan makan dengan memakai adonan kapur dan kaporit (90:10) ditaburi secara merata;
  • Pada instar IV, pembersihan daerah pemeliharaan dilakukan minimal sebanyak 3 kali, yaitu pada hari ke 2 dan ke 3 serta menjelang ulat tidur;
  • Pada instar V, pembersihan daerah dilakukan setiap hari;
  • Seperti pada ulat kecil, rak atau sasag ditempatkan tidak melekat pada dinding ruangan dan pada kaki rak dipasang kaleng yang berisi air dan apabila lantai ruangan pemeliharaan tidak berlantai semen semoga menghindari kelembaban tinggi maka ditaburi kapur.
Mengokonkan Ulat Sutera
Pada instar V yaitu hari ke6 atau 7 ulat sutera biasanya akan mulai mengokon. Tanda-tanda ulat sutera yang akan mengokon adalah:
Nafsu makan berkurang atau berhenti makan sama sekali;
Tubuh ulat sutera bermetamorfosis bening kekuning-kuningan atau transparan;
Ulat cenderung berjalan ke areal pinggir;
Keluar serat sutera dari verbal ulat .

Apabila sudah terlihat gejala tersebut, maka yang perlu dilakukan adalah:

Kumpulkan ulat sutera tersebut dan masukkan ke dalam alat pengokonan yang telah disiapkan dengan cara ditabur secara merata. Alat pengokonan yang baik dipakai antara lain: rotari. Seri frame, pengokonan bambu dan mukade (terbuat dari daun kelapa atau jerami yang diputar membentuk sikat tabung).

Pemanenan Dan Penanganan Kokon
Pemanenan dilakukan pada hari ke 5 atau 6 semenjak ulat sutera mulai menciptakan kokon. Sebelum dipanen, ulat yang tidak mengokon atau yang mati diambil kemudian dibuang atau dibakar. Penanganan kokon selanjutnya meliputi:
Pembersihan kokon, yaitu menghilangkan kotoran dan serat-serat yang ada pada lapisan luar kokon;
Seleksi kokon, yaitu pemisahan antara kokon baik dan kokon cacat/jelek;
Pengeringan kokon, yaitu penanganan terhadap kokon untuk mematikan pupa serta untuk mengurangi kadar air semoga sanggup disimpan dalam jangka waktu tertentu;
Penyimpanan kokon, hal ini dilakukan apabila kokon tidak eksklusif dipintal atau dijual atau sedang menunggu proses pemintalan.

Cara penyimpanan kokon yakni sebagai berikut :
1. Kokon dimasukkan ke dalam kotak karton atau kantong kain/kertas;
2. Kokon ditempatkan pada ruangan yang kering;
3. Selama dalam penyimpanan, sekali-sekali kokon dijemur ulang;
Lama penyimpanan kokon tergantung pada cara pengeringan, tingkat kekeringan dan daerah penyimpanan.

No comments:

Post a Comment