Sapi-sapi potong yang mempunyai pertumbuhan cepat memang paling disukai dan dicari peternak sapi terutama peternak yang hobi memelihara sapi dalam jangka waktu usang hingga bobot ternak mencapai 1 ton lebih.
Adalah sebuah pujian bagi peternak yang mempunyai sapi dengan bobot diatas 1 ton apalagi yang jadi langganan juara kontes. Nilai sapi Jumbo yang jadi langganan juara kontes ternak biasanya akan lebih mahal harganya.
Saat ini dinegara kita sapi-sapi yang biasa dipelihara untuk dijadikan "monster" sapi jumbo yaitu jenis Limousin dan Simental dan kadang juga jenis PO. Sebenarnya masih banyak sapi-sapi potong jenis unggul yang bisa mencapai berat hidup 1 ton lebih, berikut ini 3 jenis diantaranya.
Sapi Belgian Blue atau Sapi Biru Belgia
Saat ini sapi biru belgia mulai dikembangkan di Indonesia, ditandai dengan lahirnya sapi belgian blue yang diberi nama Gatotkaca. Sebenarnya apa saja keunggulan dari Belgian blue yang menjadikannya layak untuk dipelihara dan dikembangkan di Indonesia?
Belgian blue dikenal sebagai sapi pedaging yang mempunyai otot ganda atau double muscle, dimana penampakan sapi ini memang menyerupai binaragawan yang mempunyai otot-otot besar yang terlatih. Sapi ini juga diketahui mempunyai kandungan lemak dalam daging yang sangat minim sehingga sangat cocok untuk konsumen daging di Indonesia yang tidak menyukai lemak.
Anda jangan tertipu oleh penampilan belgian blue yang sangar lantaran badannya yang penuh otot dan ukurannya yang besar lantaran sapi ini mempunyai sifat yang hening dan jinak.
Bagaimana Dengan Pertumbuhan Sapi Belgian Blue?
Sapi Belgian Blue sendiri merupakan jenis sapi berbobot raksasa yang mempunyai otot-otot berukuran besar. Hal tersebut tampak pada otot punggung, pinggang dan kaki. Beratnya bisa mencapai 1,5 ton dalam waktu dua tahun. Jumlah ini dua kali lipat dari berat sapi jenis Limosin yang biasanya berkisar 600-700 kg dalam waktu yang sama. Pertumbuhan berat rata-rata sapi Belgian Cattle juga jauh lebih besar dibandingkan sapi jenis lainnya yang ada di Indonesia. "Pertumbuhan per harinya itu bisa 1,7-2 kg per hari. Kalau sapi Indonesia kan 0,7 kg. Australia 1,5-1,6 kg per hari.The Belgian Blue yaitu jenis sapi potong dari Belgia. Mungkin juga dikenal sebagai Race de la Moyenne et Haute Belgique.
Seperti namanya, Belgian Blue tidak cuma satu warna, ada putih, cokelat, biru gelap, merah muda, hitam hingga merah. Sapi ini mempunyai kulit yang tipis.
Jenis sapi ini ada yang beratnya mencapai 1250 kilogram. Pedet belgian blue dikala lahir berbobot sekitar 40 - 50 kg jauh lebih tinggi dari pedet sapi lokal yang hanya berkisar 20 an kg.
Harga paling rendah sapi jantan Belgian Blue sekitar 2000 pound atau sekitar Rp 35 juta.
Sapi Belgia yaitu sapi hasil “selective breeding”, bukan anomali menyerupai yang disebutkan dalam suatu blog, juga bukan rekayasa genetika atau GMO, lantaran GMO hanya untuk tumbuhan. Sapi Belgia yaitu model aktual upaya swasembada pangan yang terang dan terukur suatu bangsa.
Sapi Belgia yaitu hasil proses panjang kawin silang dan “selective breeding” selama hampir 200 tahun dari pengembangan hasil “cross-breeding” sapi Durham Shorthorn dari Inggris dan Freisian Holstein dari Belanda.
Sapi Belgia yaitu hasil kerja keras para petani, akademisi dan Pemerintah Belgia dalam menyebarkan jenis sapi gres dengan metode evolusi selama puluhan tahun. Pengembangan sapi Belgia mencapai titik momentum pada dikala teknologi inseminasi buatan dipakai di Belgia pada tahun 1947.
Sapi Belgia bersifat jinak, fertilitas tinggi, berotot ganda, karkas hampir 80%, dengan daging sangat empuk dan rendah kolesterol.
Otot ganda sapi Belgia disebabkan perkembangan otot dari hyperplasia atau perkembangan satuan otot menjadi hypertrophi atau perkembangan kelompok otot. Perkembangan ini disebabkan adanya gen myostatin yang bermutasi secara alami akhir crossbreeding. Ini fenomena crossbreeding biasa, dan bukan hasil suntikan steroid atau zat zat kimia. Ini model terbaik crossbreeding yang terjadwal dan uniform.
Sapi Belgia telah berkembang di Eropa, Amerika, Afrika, Asia dan Pasifik, termasuk Australia. Sapi Belgia di Australia dikembangkan dalam crossbreeding untuk membuat Australian Prime Beef yang diekspor ke banyak sekali negara termasuk Indonesia.
Sapi American Brahman
Pada tahun 1924, Himpunan Peternak Sapi Brahma Amerika (The American Brahman Breeders Association, ABBA) dibentuk. J.W. Sartwelle dari Houston menjadi sekretaris pertama organisasi ini dan dialah yang mengusulkan nama "Brahma" dan nama ini lalu dijadikan nama sapi jenis gres tersebut.
Ciri khas sapi Brahma Amerika ini yaitu punuk besar di pundak dan gelambir yang menggantung di leher hingga perutnya. Telinga sapi Brahma lebih besar daripada indera pendengaran sapi Eropa (Bos taurus). Sapi Brahma jantan bisa mencapai bobot hidup 800 hingga 1.100 kilogram dan berat sapi Brahma betina bisa 500 hingga 700 kilogram. Saat lahir, anak sapi Brahma berbobot 30 to 33 kilogram. Sapi Brahma Amerika dikenal sebagai sapi yang jinak dan cerdas. Sapi ini suka diperhatikan dan bisa jadi sangat jinak. Sapi ini cepat tanggap terhadap perlakuan yang diterimanya, baik atau pun buruk.
Warna sapi ini bisa kelabu, merah, atau kelabu kehitaman. Sapi Brahma jantan berwarna lebih gelap daripada sapi Brahma betina. Pada cuilan hidung, ujung telinga, dan kuku sapi Brahma terdapat pigmentasi hitam. Pada dasarnya, sapi Brahma yaitu jenis sapi bertanduk, tapi ada juga sebagian sapi Brahma yang tidak bertanduk.
Sapi Brahma betina merupakan induk yang sangat baik, yang menunjukkan derma dan banyak susu bagi anaknya. Anak sapi Brahma cenderung mencapai berat tubuh yang tinggi pada masa sapih lantaran banyaknya susu yang diberikan induknya. Di beberapa negara, khususnya Amerika Selatan, sapi Brahma dipelihara untuk menghasilkan susu dan daging.
Selain itu, dibandingkan dengan sapi Eropa, sapi Brahma lebih tahan terhadap panas. Ketahanan terhadap panas ini dihasilkan berkat rendahnya temperatur internal yang dihasilkan di dalam tubuhnya. Sapi ini mempunyai lebih banyak kelenjar keringat dan kulitnya berminyak, berbulu pendek dan tebal. Kulit yang halus berminyak ini diperkirakan berperan mengusir serangga.
Sapi Nellore
Ternak Nelore atau Nellore berasal dari sapi Ongole yang awalnya dibawa ke Brasil dari India. Mereka diberi nama sehabis distrik Nellore di negara cuilan Andhra Pradesh di India. The Nelore mempunyai punuk besar yang berbeda di atas pundak dan leher.
Karakteristik sapi Nelore (Brahman) berukuran sedang dengan berat jantan cukup umur 800-1000 kg, sedangkan betina 500-700 kg, berat pedet yang gres lahir antara 30-35 kg, dan sanggup tumbuh cepat dengan berat sapih kompetitif dengan jenis sapi lainnya. Presentase karkas 48,6 – 54,2%, dan pertambahan berat harian 0,83 – 1,5 kg.
SAPI NELORE. Sapi Ongole disebut juga sapi Nellore, lantaran berasal dari suatu kawasan India yang disebut Nellore, tetapi kini banyak terdapat di kawasan Guntur yang terletak di Madras India (Joshi dan Philips, 1953 yang dikutip oleh Marjoto, 1974). Menurut Williamson dan Payne (1959) serta Sudrajat (1978) sapi ongole berasal dari kawasan Madras di India yang mempunyai curah hujan berkisar antara 76,2 - 88,9 cm per tahun, temperatur maksimumnya 17,9oC pada bulan Desember dan Januari. Pernyataan ini di dukung oleh Williamson dan Payne (1971) yang mengemukakan bahwa, tempat asal sapi ongole ialah kawasan Guntur, Krisna dan Nellore yang masih termasuk distrik Madras, terletak pada 19o - 16,1o! lintang utara dan 79,4o! - 80,2o! bujur timur. (sumber: wikipedia.com)
No comments:
Post a Comment